MAS Anugerahkan Gelar Manggala Bhumi Sasak, Gubernur Iqbal Tegaskan Pentingnya Pelestarian Budaya

MAS Anugerahkan Gelar Manggala Bhumi Sasak, Gubernur Iqbal Tegaskan Pentingnya Pelestarian Budaya

Kamis, 11 Desember 2025, Desember 11, 2025

 


RadarBumigora.Com.Lombok Barat – Majelis Adat Sasak (MAS) menganugerahkan Gelar Adat Manggala Bhumi Sasak kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, sekaligus mendeklarasikan Gunung Rinjani 2025 dalam gelaran Festival Budaya Lombok Mirah Sasak Adi yang dirangkaikan dengan Milad ke-30 MAS di Golong, Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Rabu (10/12/2025).


Acara tersebut turut dihadiri Kajati NTB, Danrem 162/Wira Bhakti, tokoh adat, lintas etnis, perwakilan pemerintah, camat, para kepala desa, serta tamu undangan lainnya


Peringatan ini mengusung pesan besar untuk memperkuat konsolidasi dan soliditas kesasakan dalam spirit sebumbung, sewirang, sejukung.


Gubernur Iqbal menyampaikan apresiasi atas penganugerahan gelar yang dinilai sebagai bentuk kepercayaan dan komitmen MAS dalam mendorong hadirnya pemimpin yang mampu membawa NTB mendunia.


“Bukan hanya sebagai putra Sasak, tetapi memimpin dan mengayomi seluruh masyarakat NTB. NTB adalah rumah bagi semua orang, dengan agama dan suku yang berbeda untuk bersama-sama mendunia,” ujarnya.


Ia menegaskan, gelar Manggala mengandung amanat besar untuk menjaga kelestarian alam.


“Menjadi seorang pemimpin bukan hanya memimpin rakyat, tetapi juga memimpin sungai, gunung, dan laut yang harus dilindungi. Itu bagian dari kepemimpinan dalam tradisi Sasak,” tegasnya.


Sebagai bentuk dukungan terhadap penguatan budaya, Gubernur Iqbal menyatakan bahwa mulai tahun 2026 Pemprov NTB akan membentuk Dinas Kebudayaan tersendiri.


“Ini komitmen pengarusutamaan budaya. Budaya bukan hanya tradisi, tetapi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan pemerintah,” jelasnya.


Sementara itu, Pengerakse Agung MAS, Dr. H. Lalu Sajim Sastrawan, SH., MH., menegaskan pentingnya posisi gubernur dalam struktur sosial-budaya masyarakat Lombok. Menurutnya, selain sebagai kepala daerah dan wakil pemerintah pusat, gubernur juga memiliki mandat moral untuk mengayomi masyarakat adat.


“Gubernur harus menjaga situs sejarah, melindungi cagar budaya, serta merawat kemalik dan ruang-ruang sakral di Lombok,” katanya.


Ia juga menjelaskan makna gelar yang dianugerahkan.


“Manggala artinya pemerintah, bhumi artinya tempat berpijak. Pemimpin harus menjaga Ubi-Bene dan Ubi-Patria, yakni hubungan antara pemimpin, tanah, dan adat istiadat,” ujarnya.


Menurutnya, seorang pemimpin yang tercerabut dari budaya lokal akan mudah mengalami guncangan, baik dalam pemerintahan maupun jati dirinya sebagai manusia Sasak.


“Adat itu penyangga. Jika akar budaya hilang, maka hilang pula keseimbangannya,” tegasnya.


Melalui festival dan perayaan Milad ke-30 MAS, pihaknya memastikan bahwa regenerasi pemimpin, baik formal maupun adat, tetap berpijak pada nilai dasar masyarakat Lombok, kebersamaan, gotong royong, dan penghormatan kepada leluhur. (Red)

TerPopuler