24 Pelajar Korea Kunjungi Ponpes Sayang Ibu, Pelajari Budaya dan Kehidupan Santri

24 Pelajar Korea Kunjungi Ponpes Sayang Ibu, Pelajari Budaya dan Kehidupan Santri

Jumat, 30 Mei 2025, Mei 30, 2025

 



RADARBUMIGORA.Com– Sebanyak 24 pelajar asal Korea Selatan mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Sayang Ibu yang terletak di Desa Dasan Gria, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.


24 Pelajar Korea ini menetap selama 4 hari mulai tanggal 28-31 Mei 2025. Kunjungan ini merupakan bagian dari program pertukaran budaya dan pendidikan yang bertujuan memperkenalkan kehidupan pesantren serta nilai-nilai Islam moderat kepada para siswa asing.


Kepala MA Sayang Ibu, Ust Yunani S.PdI mengatakan bahwa dalam kunjungan tersebut, para pelajar Korea mendapat kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para santri, mengikuti kegiatan belajar-mengajar, serta mempelajari budaya lokal seperti seni musik tradisional, kerajinan tangan, hingga tata cara ibadah dalam lingkungan pesantren.


"Ini yang keduakalinya, sekolah Hapcheon Peace Korean School berkunjung ke Ponpes Sayang Ibu. Mereka tertarik ke Sekolah kita ini karena berbasis alam" Ungkapnya.


Dikatakan lebih lanjut, bahwa sekolah Hapcheon Peace Korean School ini juga sekolah alam. Mereka tertarik untuk melakukan kolaborasi untuk bersama-sama memperkenalkan budaya masing-masing.


Selain itu, mereka sangat senang bisa belajar langsung dari kehidupan para santri di sini. Ini pengalaman yang sangat berbeda dan membuka wawasan kedua sekolah.


Bukan hanya itu, pihak ponpes yang diketuai langsung oleh Dr H. Jamaludin Abdullah menyambut baik kedatangan rombongan pelajar asing tersebut. Ia berharap kegiatan ini bisa menjadi jembatan antarbudaya dan memperkuat toleransi antarbangsa.


Menurutnya, bahwa penampilan kesenian dari para santri serta pelajar Korea langsung berbagai pengalaman dan lain sebagainya. Pihak pondok berharap program serupa bisa terus berlanjut sebagai bagian dari diplomasi budaya.


"Nanti bulan Oktober 2025, kita ke Korea Selatan untuk mempelajari budaya mereka," Terangnya.




Kegiatan ini merupakan bagian dari kerja sama pendidikan lintas negara yang bertujuan memperkenalkan budaya dan tradisi masing-masing negara.


 Selama kunjungan, para pelajar Korea berinteraksi langsung dengan siswa dan warga pesantren, sekaligus belajar tentang sistem pendidikan berbasis alam dan riset yang diterapkan oleh Pesantren Alam Sayang Ibu.


“Mereka sangat tertarik dan kagum dengan konsep sekolah alam yang kita terapkan. Ini menjadi nilai tambah, baik bagi mereka maupun bagi siswa kita yang mendapat kesempatan mengenal langsung budaya Korea,” ujarnya.


Kedua sekolah kini telah menjadi sister school, memperkuat hubungan melalui media sosial dan program pendidikan lintas budaya.


Untuk diketahui, bahwa Konsep pendidikan di Pesantren Alam Sayang Ibu meliputi pengelolaan sampah, konservasi tanaman lokal, dan pembangunan dengan prinsip ekologi. Sekolah ini menaungi sekitar 210 siswa dari jenjang MTs dan MA, dan terus mengembangkan pendekatan pendidikan yang menekankan kemandirian, kepedulian sosial, dan keberlanjutan lingkungan.


Kegiatan pertukaran pelajar ini diharapkan menjadi awal dari kerja sama jangka panjang dalam membangun generasi muda global yang saling memahami, menghargai budaya, dan peduli terhadap masa depan bumi. (Red).


TerPopuler