RADARBUMIGORA.Com — Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Hamzanwadi kembali menghadirkan program kuliah tamu internasional yang inspiratif. Kali ini, mahasiswa mendapat kesempatan langka untuk belajar langsung dari musisi dan produser kenamaan asal Korea Selatan, Park Seung Hoon.
Mahasiswa tampak antusias mengikuti setiap sesi, terutama saat Park mengajak peserta mencoba memainkan alat musik tradisional Korea, sesi kuliah yang berlangsung tanggal 23- 30 Juni 2025.
Park Seung Hoon menyampaikan materi yang menggabungkan nilai-nilai budaya, tradisi, dan inovasi musik.
Dalam pemaparan itu, meliputi, Pengenalan Musik Tradisional Korea dan Musik K-Pop: Park Seung Hoon mengulas perjalanan evolusi musik Korea, dari akar tradisional seperti gugak hingga popularitas global K-Pop yang kini mendunia. Mahasiswa diajak memahami elemen musikal, sejarah, dan filosofi yang membentuk identitas musik Korea.
Kolaborasi Musik Tradisional Korea dan Musik Tradisional Lombok: Dalam sesi interaktif ini, Park mendorong eksplorasi kolaboratif antara budaya musik Korea dan Lombok.
Diskusi dan praktik kreatif dilakukan untuk menggali kemungkinan integrasi antara alat musik seperti gayageum Korea dengan gendang beleq atau suling sasak dari Lombok.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Universitas Hamzanwadi dalam membuka wawasan mahasiswa terhadap keragaman budaya global dan pentingnya diplomasi budaya dalam pendidikan seni. Selain itu, kolaborasi ini juga mempererat hubungan kebudayaan antara Indonesia dan Korea Selatan melalui jalur pendidikan dan seni.
“Musik adalah bahasa universal. Melalui kolaborasi budaya seperti ini, kita bisa saling belajar dan menciptakan harmoni baru yang kaya akan makna,” ungkap Park Seung Hoon dalam salah satu sesi kelasnya.
Musisi asal Korea Selatan, Park Seung Hoon, menggelar sesi berbagi inspirasi musik di Universitas Hamzanwadi, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Park memperkenalkan perpaduan unik antara musik tradisional Korea dan genre K-POP kepada ratusan mahasiswa dan dosen yang hadir.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pertukaran budaya yang bertujuan mempererat hubungan antara Korea Selatan dan Indonesia melalui seni dan pendidikan.
Park Seung Hoon, yang dikenal dengan karyanya yang menggabungkan instrumen tradisional seperti gayageum dengan elemen modern K-POP, mengungkapkan pentingnya menjaga warisan budaya sambil terus berinovasi dalam bermusik.
“Saya percaya musik adalah bahasa universal. Melalui kolaborasi lintas budaya, kita bisa saling belajar dan menciptakan sesuatu yang baru,” (Red).