Dari UJUNG Pelosok Lombok Timur menuju Nasional (BUMN), Bung Syam lahir dari keluarga sederhana, namun berkat ketekunan berhasil menjadi Inspirasi

Dari UJUNG Pelosok Lombok Timur menuju Nasional (BUMN), Bung Syam lahir dari keluarga sederhana, namun berkat ketekunan berhasil menjadi Inspirasi

Minggu, 20 Juli 2025, Juli 20, 2025


RADARBUMIGORA Com– Di balik jalan-jalan sempit dan sawah-sawah luas di sebuah Dusun UJUNG, Desa Pemongkong, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur, tumbuh seorang Pemuda petani bernama Syamsuddin. Hari ini, dunia mengenalnya sebagai Bung Syam sapaan akrabnya, tokoh muda inspiratif yang menjelma dari kerja keras, kegigihan, dan keyakinan bahwa mimpi besar bisa lahir dari tempat terpencil sekalipun.


Lahir dari keluarga sederhana, Bung Syam tahu benar arti kata "berjuang". Masa mudanya diwarnai kerja serabutan mulai menjadi tukang ojek, nelayan, hingga merantau ke Malaysia sebagai Tenaga Kerja Indonesia. 


Tapi kerasnya hidup tak membuatnya patah arang. Justru dari sana, ia menempa daya juangnya. Nasihat sang ibu selalu terngiang di telinganya: “Jadilah dirimu sendiri dan berjuanglah karena Allah.”


Pulang ke tanah air bukan karena kegagalan, tapi karena panggilan untuk menyelesaikan pendidikan dan membangun masa depan dari tanah sendiri. Dari titik itu, Bung Syam mulai melangkah mantap ke dunia usaha. Ia mendirikan PT. Gada Tunggal Perkasa (GTP), sebuah perusahaan jasa pengamanan yang kini mempekerjakan lebih dari 370 orang. Sebuah pencapaian besar untuk anak kampung yang dulu hanya bermodal tekad dan doa.


Namun Bung Syam tak berhenti di bisnis. Ia merambah dunia politik dan sosial. Meski sempat gagal dalam pencalonan legislatif, ia tidak menyerah. Gagal baginya adalah bagian dari proses belajar. Ia justru semakin aktif, menjadi Wakil Ketua DPW Partai Berkarya NTB, dan terus melibatkan diri dalam isu-isu kerakyatan.


Langkah Bung Syam pun menembus batas negara. Ia kini tercatat sebagai anggota International Association Democratic Lawyers (IADL) dan aktif di berbagai forum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Di ranah profesional, ia dipercaya sebagai Executive Associate PT. Sucofindo Episi, anak perusahaan BUMN PT. Sucofindo (Persero), mengawal proyek strategis di sektor energi dan pengadaan nasional.


Tidak cukup dengan itu, Bung Syam juga menunjukkan kepedulian sosialnya dengan mendirikan Sasak Integrity Watch (SIW)—organisasi yang fokus mengawasi dan mencegah praktik korupsi di Nusa Tenggara Barat.



Puncak perjalanannya datang di awal tahun 2025. Bersama dua sahabat bisnisnya, Mr. Tang dan Mr. Aliong, Bung Syam mendirikan PT. Tatang Ali Sham (TAS X)—perusahaan yang bergerak di bidang pasar modal dan efek, dengan kerja sama lintas negara: Korea, Singapura, Malaysia, hingga China. TAS X hadir membawa mimpi besar: menjadi pilar nasional di sektor infrastruktur pasar modal Indonesia.


Bung Syam adalah simbol bahwa mimpi tak mengenal batas geografis. Bahwa dari desa yang sunyi, bisa lahir tokoh yang bersuara di forum-forum global. Ia bukan sekadar cerita sukses individu, tapi cerminan tentang harapan, daya juang, dan keyakinan bahwa anak bangsa bisa berdiri sejajar di kancah internasional—asal tidak menyerah dan terus menjaga integritas.


“Saya hanya ingin membuktikan bahwa putra dari pelosok pun bisa berdiri tegak, bekerja nyata, dan membawa perubahan,” ujarnya di salah satu forum nasional.


Perjalanan Bung Syam belum selesai. Ia masih terus melangkah, membawa nyala semangat dari kampung untuk dunia, dari akar rumput menuju cita-cita Indonesia Emas. (Red).

TerPopuler