UBG Jadi Contoh Pemanfaatan Kecerdasan Artifisial di NTB

UBG Jadi Contoh Pemanfaatan Kecerdasan Artifisial di NTB

Senin, 15 September 2025, September 15, 2025

 



RADARBUMIGORA. Com– Universitas Bumigora (UBG) dinilai sebagai contoh nyata pemanfaatan Kecerdasan Artifisial (Artificial Intelligence/AI) di Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini disampaikan oleh Prof. Ir. Zainal Arifin Hasibuan, MLS., Ph.D saat menjadi pemateri dalam The 7th International Conference on Cybernetics and Intelligent Systems (ICORIS) 2025 yang digelar pada Sabtu, 13 September 2025.


Konferensi bergengsi yang diinisiasi oleh Asosiasi CORIS ini mengusung tema “Teknologi Sibernetika dan Sistem Cerdas dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan” dan diikuti oleh berbagai akademisi, peneliti, serta praktisi teknologi dari dalam dan luar negeri.


Menurut Prof. Zainal, AI tidak seharusnya dianggap sebagai ancaman, melainkan sebagai mitra dalam mendukung pekerjaan manusia, terutama pada tugas-tugas yang bersifat repetitif dan melelahkan.


"Harus kita luruskan anggapan sebagian orang bahwa AI ini adalah musuh ketimbang kawan. Kalau dia menjadi musuh, seolah-olah AI menggantikan seluruh pekerjaan manusia. Ini keliru," tegasnya.


Ia menambahkan bahwa AI hanya akan menjadi cerdas jika difungsikan dengan baik oleh manusia. Oleh karena itu, pemahaman tentang AI perlu disosialisasikan secara luas, mulai dari anak usia dini hingga kalangan akademisi dan guru besar.


Prof. Zainal juga mengapresiasi langkah UBG yang terus mendorong pemanfaatan AI di lingkungan kampus dan masyarakat NTB. Menurutnya, UBG telah menjadi pelopor dalam mengintegrasikan AI ke dalam proses pendidikan.


“UBG menjadi salah satu kampus yang terus berusaha terdepan dalam mensosialisasikan peran AI di NTB. Ini harus diapresiasi dan ditiru oleh perguruan tinggi lain,” ujarnya.


Dalam pemaparannya, Prof. Zainal juga menyinggung soal perubahan gaya hidup sejak pandemi COVID-19, yang memaksa masyarakat beradaptasi dengan teknologi digital, termasuk AI.


“Contohnya, saat pandemi kita beralih dari pertemuan tatap muka ke daring. Sekarang, untuk pesan makanan tidak perlu ke restoran, cukup lewat aplikasi. Ini efisiensi yang dibawa oleh AI,” ungkapnya.


Namun demikian, ia juga mengingatkan agar pemanfaatan AI tidak disalahgunakan, termasuk oleh pejabat atau institusi tertentu. AI, menurutnya, adalah bagian dari takdir yang tak bisa dihindari.


“Kalau kita menolak AI, maka kita akan tertinggal. Karena itu, penting membumikan ilmu AI ini ke seluruh lapisan masyarakat,” tambahnya.




Sementara itu, pemateri kedua, Prof. Dr. Andy Liew Teik Kooi, juga menegaskan pentingnya integrasi AI dalam dunia pendidikan. Menurutnya, kampanye pemanfaatan AI harus terus digencarkan, dan UBG sudah menjadi pelopor di NTB.


“Kalau AI tidak dimanfaatkan dengan baik, maka pendidikan kita akan tertinggal zaman,” tegasnya.


Prof. Andy menilai bahwa tantangan ke depan bagi perguruan tinggi adalah memberikan pemahaman tentang AI sejak usia dini hingga ke jenjang perguruan tinggi.


Konferensi ICORIS 2025 menjadi momentum penting untuk mendorong akselerasi pemanfaatan teknologi cerdas secara berkelanjutan, khususnya di wilayah timur Indonesia seperti NTB. (Red).

TerPopuler