RADARBUMIGORA.Com– Universitas Bumigora (UBG) ditunjuk sebagai tuan rumah pelaksanaan The 7th International Conference on Cybernetics and Intelligent Systems (ICORIS) tahun 2025. Konferensi bergengsi ini digelar pada Sabtu, 13 September 2025, dan diinisiasi oleh Asosiasi CORIS, dengan mengangkat tema "Teknologi Sibernetika dan Sistem Cerdas dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan."
Ketua Panitia Pusat ICORIS 2025, Dr. Evi Triandini, M.Eng., mengungkapkan apresiasi atas suksesnya penyelenggaraan konferensi internasional tersebut di UBG.
"Terima kasih kepada Universitas Bumigora yang telah sukses menjadi tuan rumah pelaksanaan ICORIS 2025 bertaraf internasional," ujarnya.
Dr. Evi menjelaskan, ICORIS hadir sebagai wadah kolaborasi antarakademisi, peneliti, dan praktisi untuk berbagi hasil riset, ide inovatif, serta pengalaman di bidang Teknologi Informasi, Sistem Informasi, dan Teknik Elektronika.
"Tahun ini, topik yang dibahas lebih menekankan pada upaya pembangunan berkelanjutan. Peserta yang hadir berasal dari lima negara," tambahnya.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa tantangan ke depan adalah bagaimana perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan penelitian, tetapi juga mampu mengimplementasikannya secara nyata bagi kepentingan masyarakat.
"Itulah mengapa kami memilih tema seputar teknologi sibernetika dan sistem cerdas dalam mendukung pembangunan berkelanjutan," jelasnya.
ICORIS 2025 juga melanjutkan tradisi sebagai forum ilmiah bereputasi. Sejak tahun 2019, prosiding ICORIS telah dipublikasikan di IEEE Xplore dan terindeks Scopus dalam waktu kurang dari tiga bulan setelah konferensi berlangsung.
Sementara itu, Rektor Universitas Bumigora, Prof. Dr. Ir. Anthony Anggrawan, M.T., Ph.D., menyampaikan bahwa peserta yang hadir berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, dengan fokus pembahasan pada etika penggunaan Artificial Intelligence (AI).
"AI adalah alat bantu dalam pengambilan keputusan. Namun, kita tidak boleh terlalu bergantung padanya," kata Rektor.
Ia memaparkan bahwa Universitas Bumigora telah mengintegrasikan AI dalam berbagai aspek pembelajaran, termasuk dalam riset dan prototipe seperti pengendalian air keruh untuk budidaya jamur tiram, yang bisa diterapkan di bidang pertanian, kedokteran, dan lainnya.
"AI ini berpotensi menggantikan sebagian besar pekerjaan manusia karena lebih efisien dan tidak mengenal lelah. Karena itu, kami mendorong mahasiswa dan pelajar untuk mulai mempelajari teknologi ini," ujarnya.
UBG sendiri, lanjutnya, siap memberikan pelatihan AI kepada mahasiswa maupun pelajar sebagai bagian dari kontribusi pendidikan tinggi terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan masa depan. (Red).