Radarbumigora.Com. Mataram – Menjelang Pemilihan Rektor Universitas Mataram (UNRAM) periode 2026–2030, sejumlah dinamika internal kampus mulai menjadi perhatian publik. Dugaan ketidakterbukaan dan rendahnya akuntabilitas dalam proses pemilihan anggota senat di beberapa fakultas mendapat sorotan tajam dari kalangan alumni.
Ketua Alumni Pascasarjana UNRAM, Sigap mengungkapkan keprihatinannya atas indikasi proses yang dinilai tidak transparan. Ia menyebut, sejumlah laporan menunjukkan adanya ketidakjelasan mekanisme pemilihan di tingkat fakultas yang dikhawatirkan mencederai nilai-nilai demokrasi di lingkungan akademik.
"UNRAM sebagai lembaga akademik seharusnya menjaga marwahnya dengan menjunjung tinggi etika dan bebas dari konflik kepentingan," ujar Sigap dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Sabtu (18/10).
Ia menilai, dinamika internal yang muncul menjelang Pilrek ini berpotensi menciptakan kesan negatif bahwa kampus telah bergeser menjadi arena kepentingan politik, alih-alih tetap sebagai institusi pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai keilmuan dan integritas.
Sebagai bentuk tanggung jawab moral, Sigap menyatakan pihaknya akan mengirimkan surat resmi kepada Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek untuk meminta audit investigatif terhadap proses pemilihan senat yang dinilai bermasalah.
"Kami berharap audit ini dapat mengungkap kebenaran serta mengembalikan integritas dan kepercayaan terhadap proses demokrasi internal di UNRAM," tambahnya.
Ia juga menyampaikan harapannya agar UNRAM dapat terus menjaga keharmonisan dan profesionalisme sebagai institusi pendidikan tinggi, terutama mengingat peran strategisnya sebagai pembina berbagai perguruan tinggi di Nusa Tenggara Barat.
"Jangan sampai persoalan-persoalan receh menelanjangi martabat kampus tercinta. Sebagai alumni, kami terpanggil untuk menjaga marwah UNRAM," (Red).