![]() |
Rektor UBG Prof Anthony. |
Radarbumigora.com- Mataram – Rektor Universitas Bumigora (UBG), Prof. Dr. Ir. Anthony Anggrawan, M.T., Ph.D., menegaskan bahwa mutu internal perguruan tinggi sangat bergantung pada penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang selaras dengan Sistem Penjaminan Mutu External (SPME). Hal ini, sejatinya dalam upaya meningkatkan kualitas Perguruan tinggi.
Menurutnya, SPMI merupakan bagian utama dalam menjaga kualitas pendidikan di perguruan tinggi.
“SPMI yang baik akan secara otomatis menghasilkan SPME yang baik pula. Karena SPMI-lah yang menjadi pondasi dan arah bagi proses penjaminan mutu eksternal,” ungkap Prof. Anthony, Jum'at (10/10/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa perubahan regulasi, termasuk Permendikbudristek Nomor 39 tahun 2025 , menekankan pentingnya peningkatan keterampilan dan inovasi.
"Mutu tidak hanya soal pengetahuan teoritis, tapi juga pada dampak dari ilmu yang diperoleh, apakah bisa menciptakan inovasi dan bermanfaat bagi masyarakat," jelasnya.
Dengan adanya pengarahan teknis tersebut, Prof. Anthony berharap perguruan tinggi semakin sadar akan pentingnya menjaga mutu secara ketat.
“Kita tidak ingin ada lulusan yang hanya mengandalkan ijazah tanpa keterampilan. Yang dibutuhkan adalah budaya inovasi dan kontribusi nyata terhadap pengembangan ilmu pengetahuan serta menjadi solusi untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Oleh karena itu, kesiapan Universitas Bumigora terhadap perubahan regulasi, Prof. Anthony memastikan bahwa pihaknya telah menyiapkan struktur penjaminan mutu yang solid.
“Kami memiliki tiga pimpinan gugus penjaminan mutu, semuanya berpengalaman dan telah bertugas di berbagai institusi untuk meninjau akreditasi,” terangnya.
Dipaparkan lebih jauh, UBG memiliki 21 program studi yang dibagi menjadi tiga gugus, masing-masing dikelola oleh satu pimpinan. Setiap gugus memiliki tim pelaksana yang bertugas menerapkan SPMI di tingkat program studi.
“Inilah tulang punggung utama perguruan tinggi dalam meningkatkan mutu secara berkelanjutan,” tegasnya.
Prof. Anthony berharap bimbingan teknis yang diikuti memberikan dampak positif, tidak hanya bagi UBG, tetapi juga bagi seluruh perguruan tinggi peserta.
“Dari forum ini kita belajar langsung dari narasumber yang berasal dari perguruan tinggi besar dan unggul. Tentunya ini menjadi referensi penting untuk menyempurnakan sistem SPMI di masing-masing kampus,” (Red).