RadarBumigora.com.Lombok Barat — Sebanyak 1.632 tenaga honorer resmi diberhentikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Barat. Sebagai tindak lanjut, Pemkab memfasilitasi para eks-honorer tersebut untuk bekerja di luar negeri melalui program Lombok Barat Job Fair 2025, yang juga menawarkan peluang menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) maupun Tenaga Kerja Wanita (TKW).
Kebijakan ini menuai sorotan dari sejumlah pihak, salah satunya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kasta NTB. Ketua Umum DPP Kasta NTB, Zulfan Hadi, menilai langkah Pemkab justru terkesan mendorong masyarakat Lombok Barat untuk meninggalkan daerahnya demi mencari pekerjaan di luar negeri.
"Masak menyuruh tenaga honorer ke luar negeri. Dasar bupati tidak mempunyai rasa perikemanusiaan,” tegas Zulfan, Minggu (26/10).
Zulfan menjelaskan, pihaknya mendukung evaluasi terhadap kinerja tenaga honorer, namun menolak keputusan Pemkab yang memutus hubungan kerja secara massal tanpa kajian individu.
“Kami sepakat bila ada evaluasi bagi tenaga honorer yang tidak becus bekerja. Tapi kalau semuanya dirumahkan tanpa kajian yang jelas, kami tidak setuju,” ujarnya.
Ia juga menduga, kebijakan tersebut hanya upaya menutupi isu publik yang berkembang. Menurutnya, program Job Fair bukan hal baru dan tidak sepatutnya dijadikan solusi utama atas persoalan pemberhentian ribuan tenaga honorer.
“Job fair itu sudah ada sejak dulu, bahkan tanpa intervensi bupati. Jadi kalau sekarang dijadikan alasan, kami anggap itu hanya formalitas,” ungkapnya.
Terpisah, Bupati Lombok Barat H. Lalu Ahmad Zaini (LAZ) secara resmi membuka kegiatan Lombok Barat Job Fair 2025 yang dirangkaikan dengan Car Free Nite (CFN) di Taman Kota Gerung, Sabtu (25/10/2025). Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Bupati Hj. Nurul Adha (UNA), jajaran Forkopimda, kepala OPD, camat, dan pimpinan perusahaan.
Dalam sambutannya, Bupati LAZ menyampaikan apresiasi kepada Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Lombok Barat atas terselenggaranya kegiatan tersebut, yang dinilai penting dalam memperluas akses lapangan kerja bagi masyarakat.
"Job Fair ini menjadi ruang bagi masyarakat untuk mendapatkan akses lapangan pekerjaan yang lebih luas. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus menghadirkan kegiatan seperti ini setiap tahun,” ujarnya.
Bupati LAZ menegaskan, pelaksanaan Job Fair merupakan langkah strategis menghadapi kebijakan nasional tentang penghapusan tenaga honorer di instansi pemerintah.
“Di tengah kebijakan nasional yang tidak lagi membuka peluang bagi tenaga non-database, pemerintah daerah tetap berupaya mencari jalan keluar. Job Fair ini adalah bentuk tanggung jawab moral kami untuk membantu masyarakat,” tegasnya.
Ia juga berharap, sinergi antara pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat dapat memperkuat ekosistem ketenagakerjaan yang sehat dan berkelanjutan.
"Kita semua memiliki tanggung jawab yang sama untuk membangun Lombok Barat yang lebih sejahtera. Job Fair ini adalah salah satu langkah nyata menuju ke arah itu,” pungkasnya.
Kepala Disnaker Lombok Barat Lalu Martajaya menjelaskan, kegiatan Job Fair 2025 diikuti lebih dari 40 perusahaan lokal, nasional, dan internasional dengan lebih dari 1.000 lowongan kerja di berbagai sektor, mulai dari industri, perdagangan, jasa keuangan, hingga pariwisata.
“Kami ingin memberikan ruang selebar-lebarnya bagi pencari kerja di Lombok Barat. Melalui Job Fair ini, kami berharap banyak tenaga kerja lokal yang terserap dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat,” ujarnya.
Selain bursa kerja, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Car Free Nite (CFN) yang menampilkan hiburan rakyat, kuliner UMKM, serta pertunjukan seni budaya khas Lombok Barat. Acara berlangsung lancar dan penuh kebersamaan. (Red).
