Dekan Kesehatan UBG: Tidak Bisa Serta-Merta Salahkan Ahli Gizi Terkait Kasus Keracunan Siswa

Dekan Kesehatan UBG: Tidak Bisa Serta-Merta Salahkan Ahli Gizi Terkait Kasus Keracunan Siswa

Senin, 29 September 2025, September 29, 2025

 


 RADAR BUMIGORA — Sebanyak 252 siswa di Nusa Tenggara Barat (NTB) dilaporkan mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG) di sekolah. Menanggapi hal tersebut, Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Bumigora (UBG), Novia Zuriatun Solehah, meminta semua pihak untuk tidak buru-buru menyalahkan ahli gizi yang terlibat dalam program tersebut.


"Keracunan makanan tidak semata-mata disebabkan oleh kesalahan ahli gizi. Banyak faktor yang harus dilihat secara menyeluruh, seperti jarak antara dapur pengolahan dan lokasi sekolah, serta waktu distribusi makanan," ujar Novia kepada Wartawan, Jumat (26/9/2025).


Ia menjelaskan bahwa selain faktor logistik, keamanan pangan juga menjadi perhatian utama. Mulai dari pemilihan bahan makanan, kebersihan dalam pengolahan, hingga keterlibatan ahli gizi dalam setiap tahapan pengadaan bahan baku.


“Saya mendengar bahwa dalam proses pengadaan bahan makanan, tidak semua melibatkan ahli gizi. Padahal penting sekali untuk memastikan kualitas bahan mentah, seperti daging dan sayuran, sebelum dimasak dan dikonsumsi,” paparnya.


Novia juga menyayangkan jika insiden keracunan ini menjadi alasan untuk menghentikan program MBG yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, program tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat kurang mampu dan sejalan dengan tujuan meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.


“Program ini bertujuan mulia, yaitu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak demi menciptakan generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045. Maka dari itu, pengawasan harus diperketat dan semua pihak—terutama tim kesehatan—harus dilibatkan secara maksimal,” tambahnya.


Ia pun mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi demi kelancaran pelaksanaan program MBG di seluruh daerah.


“Pada intinya, mari kita bergandengan tangan untuk menyukseskan program ini. Jangan hanya menyalahkan satu pihak, tapi evaluasi menyeluruh harus dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang,” tutupnya (Red). 

TerPopuler